kemiskinan daerah sulawesi

MAKALAH PKN
KEMISKINAN DI SULAWESI BARAT & UTARA




Nama : RACKA SATRIA PRATAMA
Npm : 24117818
Kelas : 1KB06



UNIVERSITAS GUNADARMA
Jakarta 2018
    
Sulawesi Barat

Letak geografis Sulawesi Barat

Provinsi Sulawesi Barat yang beribukota di Mamuju terletak antara 00 12’- 30 38’00’’ Lintang Selatan/South Latitude dan 1180 43’15’’ - 1190 54’3’’ Bujur Timur/East Longitude, Provinsi Sulawesi Barat wilayahnya berbatasan dengan :

• Sebelah Utara/in the Northern side by : Sulawesi Tengah
• Sebelah Timur/ in the Eastern side by : Sulawesi Selatan
• Sebelah Barat/ in the Western side by : Selat Makassar
• Sebelah Selatan/ in the Southern side by : Sulawesi Selatan

Luas wilayah Provinsi Sulawesi Barat tercatat 810,405 Km2 yang meliputi 5 (lima) Kabupaten, dimana Kabupaten Polewali Mandar dengan luas wilayah 2,022 Km2, Kabupaten Mamasa dengan luas wilayah 2,985 Km2, Kabupaten Mamuju Utara dengan luas wilayah 3,044 Km2, Kabupaten Majene 948 Km2, dan Kabupaten Mamuju 8,222 Km2. Kabupaten Mamuju adalah kabupaten terluas. Luas kabupaten tersebut 48% dari seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Barat.

 Sementara kabupaten Majene adalah Kabupaten terkecil dengan luas wilayah 948 Km2
Faktor yang paling berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan adalah masih banyaknya daerah yang sulit dijangkau yang disebabkan oleh medan yang berat karena melalui sungai, pulau terpencil yang harus ditempuh 2-3 hari dan ada juga daerah pegunungan yang harus dilewati dengan kuda. 
Disamping itu masih ada sekelompok masyarakat yang sukar berinteraksi dengan dunia luar dan menutup diri dari perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan termasuk intervensi pelayanan kesehatan ke daerah mereka seperti pelayanan imunisasi, pentingnya hidup bersih dan sehat, pemeriksaan ibu hamil, bayi dan balita dan pelayanan kesehatan lainnya.



Data kemiskinan
Perkembangan Garis Kemiskinan Maret 2016 – Maret 2017 
Garis Kemiskinan merupakan ukuran penentu yang dipergunakan dalam menentukan miskin atau tidaknya seseorang. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. 

Perkembangan Kemiskinan Maret 2016 – Maret 2017 

Persentase penduduk miskin di Provinsi Sulawesi Barat pada Maret 2017 sebesar 11,30 persen atau meningkat 0,11 persen poin dibandingkan September 2016, namun menurun 0,44 persen poin dibandingkan Maret 2016. Secara absolute jumlah penduduk miskin Provinsi Sulawesi Barat pada bulan Maret 2017 mengalami peningkatan sebesar 2,86 ribu jiwa bila dibandingkan September 2016, namun terjadi penurunan sebesar 2,97 ribu jiwa bila dibandingkan Maret 2016. 
Peningkatan absolute jumlah penduduk miskin pada Maret 2017 terutama terjadi di daerah perdesaan, peningkatan jumlah penduduk miskin tersebut sebesar 4,43 ribu jiwa bila dibandingkan September 2016, namun turun 3,62 ribu jiwa bila dibandingkan Maret 2016. Sementara itu, di daerah perkotaan pada Maret 2017 terjadi penurunan absolute jumlah penduduk miskin sebesar 1,57 ribu jiwa bila dibandingkan September 2016, namun bila dibandingkan selama setahun (Maret 2016) terjadi peningkatan absolute jumlah penduduk miskin sebesar 0,65 ribu jiwa, hal ini terutama disebabkan meningkatnya jumlah penduduk secara umum di daerah perkotaan. 


Gambaran penduduk miskin di Sulawesi Barat pada Maret 2017 disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: 
Selama periode September 2016 – Maret 2017 terjadi inflasi umum yang cukup tinggi, yaitu sebesar 2,66 persen. Begitu pula halnya dengan inflasi perdesaan, yaitu sebesar 2,39 persen. 
Pada periode September 2016 – Maret 2017, secara umum harga komoditas ikan segar dan tarip listrik mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu diatas 10 persen. 
Nilai Tukar Petani (NTP) Maret 2017 sebesar 105,44 atau menurun 2,91 persen dibandingkan NTP September 2016 yang sebesar 108,60. 
Sulawesi Barat mengalami pertumbuhan ekonomi negatif pada Maret 2017 bila dibandingkan September 2016, yaitu sebesar -2,41 persen.  
Pertumbuhan ekonomi sektor pertanian pada periode September 2016 – Maret 2017 hanya sebesar 0,70 persen, hal ini tentu berdampak pada masyarakat di daerah perdesaan. 
Upaya pemerintah

Berikut ini adalah usaha – usaha yang perlu di lakukan oleh pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan :
menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran. Karena pengangguran adalah salah satu sumber penyebab kemiskinan terbesar di indonesia.
Menghapuskan korupsi. Sebab korupsi adalah salah satu penyebab layanan masyarakat tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal inilah yang kemudian menjadikan masyarakat tidak bisa menikmati hak mereka sebagai warga negara sebagaimana mestinya.
Menggalakkan program zakat. Di indonesia, islam adalah agama mayoritas. Dan dalam islam ajaran zakat diperkenalkan sebagai media untuk menumbuhkan pemerataan kesejahteraan di antara masyarakat dan mengurangi kesenjangan kaya-miskin. Potensi zakat di indonesia, ditengarai mencapai angka 1 triliun setiap tahunnya. Dan jika bisa dikelola dengan baik akan menjadi potensi besar bagi terciptanya kesejahteraan masyarakat.
Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok. Fokus program ini bertujuan menjamin daya beli masyarakat miskin/keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok terutama beras dan kebutuhan pokok utama selain beras. Program yang berkaitan dengan fokus ini seperti :    • Penyediaan cadangan beras pemerintah 1 juta ton 

• Stabilisasi/kepastian harga komoditas primer 










Sulawesi utara
LETAK GEOGRAFIS
 Provinsi Sulawesi Utara terletak di jazirah utara Pulau Sulawesi dan merupakan satu dari tiga provinsi di Indonesia yang memiliki keunggulan geoposisi, geostrategi, dan geopolitik serta terletak di tepian pasifik. Dua provinsi lainnya adalah Sumatera Utara dan Daerah Istimewa Aceh. Dilihat dari letak geografis Sulawesi Utara terletak pada 0.30-4.30 Lintang Utara (Lu) dan 121-127 Bujur Timur (BT).
Geografi Sulawesi Utara
Kedudukan jazirah membujur dari timur ke barat dengan daerah paling utara adalah Kepulauan Sangihe dan Talaud. Wilayah kepulauan ini berbatasan langsung negara Tetangga Filipina. Wilayah Sulawesi Utara mempunyai batas-batas:
Utara : Laut Sulawesi, Samudera Pasifik, dan Filipina
Timur : Laut Mauluku
Selatan : Teluk Tomini
Barat : Provinsi Gorontalo
Gunung di Sulawesi Utara
Sebagian besar wilayah daratan Provinsi Sulawesi Utara terdiri dari pegunungan dan bukit-bukit diselingi oleh lembah yang membentuk daratan. Gunung-gunung terletak berantai dengan ketinggian di atas 1.000 dari permukaan laut. Beberapa gunung yang terdapat di Sulut yaitu Gunung Klabat (1.895 m) di Minahasa Utara, Gunung Lokon (1.579 m), Gunung Mahawu (1.331 m) di Tomohon, Gunung Soputan (1.789 m) di Minahasa Tenggara, Gunung Dua Saudara (1.468 m) di Bitung, Gunung Awu (1.784), Gunung Ruang (1.245 m), Gunung Karangketang (1.320 m), Gunung Dalage (1.165 m), di Sangihe dan Talaud, Gunung Ambang (1.689 m), Gunung Gambula (1.954 m) dan Gunung Batu Balawan (1.970 m).
Dataran Rendah dan Daratan Tinggi
Dataran rendah dan dataran tinggi secara potensial mempunyai nilai ekonomi bagi daerah. Beberapa dataran terdapat di daerah ini adalah: Tondano (2.850 ha), Langowan (2.381 ha), Modoinding (2.350 ha), di Minahasa, Tompaso Baru (2.587 ha), di Minahasa Selatan, Tarun (265 ha) di Sangihe, Dumoga (21.100 ha), Ayong (2.700 ha), Sangkub (6.575 ha), Tungoi (8.020  ha), Poigar (2.440 ha), Molibagu (3.260 ha), Bintauna (6.300 ha) di Bolmong dan Bolmut.
Danau dan Sungai
Danau-danau di daerah ini secara potensial mempunyai nilai ekonomi bagi pengembangan bidang kepariwisataan, pengairan dan energi. Danau-danau tersebut adalah Danau Tondano dengan luas 4.278 ha di Minahasa, Danau Moat seluas 617 ha di Bolaang Mongondow Timur.


Data kemiskinan
KEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2016 
Angka-angka kemiskinan yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik ini merupakan angka yang dihasilkan melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) September 2016. 
Jumlah penduduk miskin di Provinsi Sulawesi Utara pada September 2016 mencapai 200,35 ribu jiwa yang turun sekitar 2,47 ribu jiwa dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2016 yang berjumlah 202,82 ribu. 
Persentase penduduk miskin di Provinsi Sulawesi Utara pada bulan September 2016 sebesar 8,20 persen, turun 0,14 persen dibanding kondisi Maret 2016 yang sebesar 8,34 persen. 
Tingkat kemiskinan masih lebih tinggi di perdesaan dibandingkan daerah perkotaan. Di perdesaan 10,82 persen (140,62 ribu jiwa) sedangkan perkotaan sebesar 5,22 persen (59,73 ribu jiwa).  
Tingkat kemiskinan di perdesaan turun sebesar 0,15 persen, dan di perkotaan juga turun sebesar 0,12 persen pada periode Maret 2016 - September 2016. 
Garis kemiskinan naik sebesar Rp. 1.506 atau 0,47 persen yaitu dari Rp. 317.478 per kapita per bulan pada Maret 2016 menjadi Rp. 318.984 per kapita per bulan pada September 2016. Peranan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan). 
Dilihat dari Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2), kedua-duanya mengalami penurunan pada periode Maret 2016 - September 2016. 

PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI SULAWESI UTARA 
Kemiskinan di Provinsi Sulawesi Utara pada September 2016 mengalami penurunan dibanding Maret 2016. Secara year to year (September 2015 ke September 2016) kemiskinan Provinsi Sulawesi Utara juga mengalami penurunan. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2016 diketahui bahwa tingkat kemiskinan Sulawesi Utara pada September 2016 sebesar 8,20 persen atau sebanyak 200,35 ribu jiwa (lihat Tabel 1). Sementara data Maret 2016 tingkat kemiskinan Provinsi Sulawesi Utara tercatat sebesar 8,34 persen atau 202,82 ribu jiwa, sedangkan data September 2015 tingkat kemiskinan Provinsi Sulawesi Utara tercatat sebesar 8,98 persen atau 217,15 ribu jiwa. Dengan kata lain tingkat kemiskinan September 2016 dibandingkan dengan Maret 2016  turun 0,14 persen dan secara absolut jumlah penduduk miskin turun sekitar 2,47 ribu jiwa dan jika dibandingkan dengan September 2015 persentase penduduk miskin turun 0,78 persen sedangkan secara absolut jumlah penduduk miskin turun sekitar 16,8 ribu jiwa. 
 
Penduduk miskin di Sulawesi Utara masih didominasi penduduk di daerah perdesaan. Dari 200,35 ribu jiwa penduduk miskin pada September 2016, sebanyak 140,62 ribu jiwa tinggal di daerah perdesaan, sementara di perkotaan hanya 59,73 ribu jiwa. Jumlah itu juga memberi arti bahwa di perkotaan tingkat kemiskinan sebesar 5,22 persen sedangkan di perdesaan 10,82 persen.   
Terjadi penurunan tingkat kemiskinan pada periode Maret 2016 - September 2016  di daerah urban (perkotaan) yaitu sebesar 0,12 persen dan secara absolut jumlah penduduk miskin turun sebanyak 0,89 ribu jiwa. Hal yang sama juga terjadi  di daerah rural (perdesaan), terjadi penurunan tingkat kemiskinan sebesar 0,15 persen atau secara absolut jumlah penduduk miskin turun sebanyak 1,58 ribu jiwa. 


Upaya pemerintah
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara mencanangkan program Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan (ODSK) sebagai upaya percepatan penanggulangan kemiskinan di Bumi Nyiur Melambai.
 
Program yang terdengar sama seperti panggilan akrab Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Wagub Steven Kandouw (OD-SK) ini, diharapkan menjadi program yang dapat mengubah wajah Sulut dari kemiskinan.
 
"Terwujudnya Sulawesi Utara yang berdikari dalam ekonomi, berdaulat dalam pemerintahan dan politik serta berkepribadian dalam budaya, oleh karenanya segenap jajaran pemerintahan untuk memahami serta mendukung secara penuh pencapaiannya."
 
Keterangan pers yang dimuat dalam situs resmi Humas Pemprov Sulut Selasa (1/3/2016) menyebutkan, tingkat kemiskinan sudah mencapai 8,9% dari total penduduk.
 
Hal ini menjadi peringatan bagi pemda untuk mengerahkan segenap kemampuan yang ada dalam memerangi kemiskinan dan pengangguran.
 
Untuk itu dalam waktu dekat akan dicanangkan Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan yang rencananya akan dilaksanakan di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.
 
Oddy mengatakan, strategi yang akan diambil a.l, mempertajam efisiensi program perlindungan sosial, meningkatkan akses terhadap pelayanan dasar, pemberdayaan kelompok masyarakat miskin serta menciptakan pembangunan yang inklusif.
 
Nantinya, target pengentasan kemiskinan Sulut ditekan hingga angka 5,1% dan pengangguran 6,3% pada 2019.
 
Senada dengan gubernur, Wagub Steven menyampaikan dalam pengentasan kemiskinan para kepala SKPD agar berpartisipasi dengan optimal.
 
“SKPD bisa melakukan survei lapangan secara benar, mana masyarakat miskin yang perlu dibantu. Tidak hanya itu, instansi vertikal yang memiliki program CSR agar menyalurkan program tersebut secara tepat sasaran.”
 
Dia menambahkan, pemerintah tetap fokus dalam pengentasan kemiskinan agar visi misi dari Gubernur dan Wagub dalam membangun daerah dapat terwujud dengan baik.
 
"Keluaran dari APBD yang dikelola nantinya akan diarahkan untuk pengentasan kemiskinan dan pengangguran di sulut."
 

Tanggapan :
Menurut saya kemiskinan di Sulawesi utara dan barat sudah memang harus di selesaikan karena bukan hanya di pulau Sulawesi melainkan di semua pulau-pulau di Indonesia mempunyai penduduk miskin yang lumayan tinggi, dan garis kemiskinan di Indonesia juga tinggi. Ini alas an mengapa di masalah kemiskinan harus cepat-cepat di selesaikan agar Negara Indonesia tidak menjadi Negara miskin.

Refrensi :

http://sulbarmaju.blogspot.co.id/p/sejarah_21.html
https://sulbar.bps.go.id/new/website/brs_ind/brsInd-20170717122246.pdf
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3584040/strategi-jokowi-turunkan-kemiskinan-di-sulawesi-barat
https://beritamanado.com/tingkat-kemiskinan-sulut-menurut-bps/
http://sulut.bps.go.id/new/backend2/brs_ind/brsInd-20170103152056.pdf
http://sulawesi.bisnis.com/read/20160301/5/194190/kemiskinan-sulut-pasangan-olly-steven-hadirkan-program-baru
 

Komentar

Postingan Populer