Manajemen Proyek
Manajemen proyek
1.
Manajemen
proyek
Manajemen proyek adalah yaitu suatu metode pengelolaan yang
dikembangkan secara ilmiah dan intensif sejak pertengahan abad ke-20 untuk
menghadapi kegiatan khusus yang berbentuk proyek. Hal ini merupakan usaha agar
tujuan kegiatan dapat tercapai secara efisien dan efektif.
Efektif dalam hal ini adalah di mana hasil penggunaan sumber daya
dan kegiatan sesuai dengan sasarannya yang meliputi kualitas, biaya, waktu, dan
lain-lainnya. Sedangkan efisien diartikan penggunaan sumber daya dan pemilihan
sub-kegiatan secara tepat yang meliputi jumlah, jenis, saat penggunaan sumber
lain dan lain-lain. Oleh sebab itu, manajemen proyek pada suatu proyek
konstruksi merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Karena
tanpa hal ini, konstruksi akan sulit berjalan sesuai dengan harapan baik berupa
biaya, waktu maupun kualitas.
Tujuan Manajemen Proyek :
Mengelola Risiko
Keberhasilan pelaksanaan proyek tak lepas dari ’trial and error’ selama menjalani prosesnya. Reisiko bisa saja mengganggu
keberlangsungan suatu proyek, namun bukan berarti tidak bisa dikelola. Dengan
melakukan manajemen proyek, Anda dapat mengatasi risiko yang mungkin terjadi.
Memaksimalkan Potensi Tim
Kualitas sumber daya manusia turut mengambil peran penting dalam
melaksanakan proyek. Manajemen proyek menggerakkan setiap individu agar dapat
memainkan perannya dengan maksimal, mampu membuat perencanaan yang baik serta
memiliki kemampuan dalam mengelola proyek.
Menciptakan Perencanaan yang Tepat
Manajemen proyek mengarahkan pada perencanaan yang tepat mencakup
seluruh proses awal hingga akhir dengan memaksimalkan kualitas dan kapabilitas.
Memanfaatkan Peluang
Manajemen proyek sangat membantu mengelola sebuah peluang untuk
dimanfaatkan bagi perkembangan perusahaan tanpa mengurangi nilai utama yang
ingin dicapai perusahaan.
Mengelola Integrasi
Membuat proyek tetap konsisten dan tetap berada pada jalur yang
tepat dibutuhkan integrasi antara sistem, proses bisnis, dan organisasi.
Kesinambungan antara 3 elemen tersebut membuat kunci dari nilai sebuah proyek
tetap terjaga, sehingga tujuan pun dapat tercapai. Manajemen proyek berperan
penting dalam mengidentifikasi dan mempertahankan integrasi.
Tahapan Manajemen Proyek
1. Project
Definition
(Pendefinisian Proyek)
Mendefinisikan tujuan proyek dan faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan agar proyek yang dilaksanakan tersebut berhasil dengan kualitas
yang diinginkan.
2.
Project Initiation (Inisialisasi Proyek)
Perencanaan awal terhadap sumber daya yang akan digunakan sebelum
suatu proyek dimulai.
3.
Project Planning (Perencanaan Proyek)
Menguraikan dengan jelas bagaimana sebuah proyek harus dijalankan.
Pada project planning ini, akan terlihat dengan jelas pentingnya
segitiga manajemen proyek yaitu waktu, biaya, dan ruang lingkup suatu proyek.
4.
Project Execution (Pelaksanaan Proyek)
Melakukan pekerjaan agar proyek yang dimaksud tersebut berhasil
sesuai dengan keinginan.
5.
Project Monitoring & Control (Pemantauan dan Pengendalian Proyek)
Pengambilan langkah-langkah yang diperlukan sehingga pengoperasian
proyek berjalan dengan lancar.
6.
Project Closure (Penutupan Proyek)
Menerima hasil akhir dari proyek dan menghentikan semua penggunaan
sumber daya.
Manfaat Menggunakan Manajemen Proyek Formal :
- Kendali
yang lebih baik dalam finansial, fisik, dan SDM.
- Hubungan
pelanggan yang lebih baik.
- Waktu
pengembangan yang lebih singkat.
- Biaya
yang lebih rendah.
- Mutu
yang lebih baik dan kehandalan yang meningkat.
- Keuntungan
yang lebih tinggi.
- Produktivitas
meningkat.
- Moral
pekerja yang lebih tinggi (berkurangnya tekanan).
Atribut Proyek :
§ memiliki
tujuan unik,
§ bersifat
sementara,
§ dikembangkan
menggunakan elaborasi progresif,
§ memerlukan
sumberdaya, seringkali dari berbagai area,
§ harus
memiliki pelanggan atau sponsor utama.
Siklus hidup
sistem (system life cycle – SLC) adalah proses evolusioner yang diikuti dalam
menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. SLC sering
disebut dengan pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pengembangan dan
penggunaan sistem. Dilakukan dengan strategi Top-Down Design.
Tahapan dari
siklus hidup sistem yaitu :
1. Tahap Perencanaan
2. Tahap Analisis
3. Tahap Rancangan
4. Tahap Penerapan
5. Tahap Penggunaan
Kelima tahap tersebut secara diagram nampak seperti Gambar di bawah ini:
Setelah kita tahu apa itu siklus hidup sistem maka kita pun harus mengetahui bahwa di perlukan sebuah studi kelayakan pada saat merencanakan sebuah proyek.
1. Tahap Perencanaan
2. Tahap Analisis
3. Tahap Rancangan
4. Tahap Penerapan
5. Tahap Penggunaan
Kelima tahap tersebut secara diagram nampak seperti Gambar di bawah ini:
Setelah kita tahu apa itu siklus hidup sistem maka kita pun harus mengetahui bahwa di perlukan sebuah studi kelayakan pada saat merencanakan sebuah proyek.
2.
Karakteristik Tahapan Proyek
· Serangkaian
Aktifitas dapat dikatakan menjadi sebuah fase ,jika pada akhir rangkaian
tersebut terdapat atau ditandai dengan adanya beberapa output tertentu
Output
tersebut sifatnya bisa tangible dan intangible.Contoh :Rancangan Infrastruktur
jaringan, Koneksi Komputer ke internet backbone
· Berakhirmya
sebuah fase biasanya ditandai dengan evaluas atau kajian terhadap output-output
tersebut,
yang kerap
dihubungkan dengan kualitas dari keluaran (produk atau jasa) tersebut
3.
Karakteristik Siklus Hidup Proyek
Siklus hidup
proyek berfungsi untuk menentukan awal dan akhir
proyek. Sebagai contoh, ketika sebuah
organisasi mengidentifikasi kesempatan yang ingin menanggapi
untuk, sering akan mengotorisasi sebuah studi kelayakan untuk memutuskan apakahharus melaksanakan suatu proyek.
untuk, sering akan mengotorisasi sebuah studi kelayakan untuk memutuskan apakahharus melaksanakan suatu proyek.
Kehidupan Proyek definisi siklus akan
menentukan apakah studi kelayakan diperlakukansebagai
fase proyek pertama atau sebagai sebuah proyek, yang
terpisah berdiri sendiri.
4.
Stakeholder Management
“Harus
dikelola dengan baik mengingat sebuah organisasi memiliki sumber daya
yang terbatas dan sumber daya ini, akan digunakan bersama
oleh top management, manajer fungsional dan
manajer
proyek lainnya”.
5.
Fase-fase Proyek & Project Life Cycle
Project life
cycle adalah himpunan fase-fase proyek, yang menghubungkan awal proyek
dengan akhir proyek
Project life
cycle mendefinisikan pekerjaan yang harus dilakukan dalam tiap fase,
mendefinisikan produk yang harus dihasilkan dalam tiap fase, kapan, siapa yang
terlibat dan bagaimana pihak manajemen organisasi akan mengendalikan dan
menyetujui hasil pekerjaan dalam tiap fase
Fase-fase
dalam tiap proyek/industri bisa berlainan,
namun secara
umum fase proyek terdiri dari :
* concept
*development
*implementation
*close-out/support
Dengan
memahami project life cycle, manajer proyek dan organisasi diharapkan
dapat mengendali proyek dan
mengaitkan
proyek dengan kegiatan operasional organisasi dengan tepat, dalam rangka
menjaga kinerja organisasi
6.
Proyek Teknologi Informasi
· Proyek
IT sangat beraneka ragam berkaitan dengan ukurannya, kompleksitasnya,produk
yang ihasilkan, area aplikasi dan sumber daya yang dibutuhkannya
· Tim
Proyek IT, harus memiliki kemampuan yang beraneka ragam dengan keterampilan
yang juga beraneka ragam
· Proyek
IT harus terus “berjuang” dengan kemajuan teknologi IT yang berkembang dengan
pesat
tetap
harus ada orang yang ahli di bidang tertentu di bidang IT
7.
Fungsi kerja manajemen proyek
· Menentukan
lingkup proyek
· Mengidentifikasi
stakeholder, pengambil keputusan, dan prosedur eskalasi
· Kembangkan
daftar tugas rinci
· Perkiraan
waktu yang diperlukan
· Mengembangkan
diagram alur manajemen proyek awal
· Laporan
status proyek
8.
Keahlian yang disarankan bagi manajer proyek
· Keterampilan
komunikasi : mendengarkan, membujuk
· Keahlian
organisasi : perencanaan, penetapan tujuan, menganalisi
· Keterampilan
team building : empati, motivasi, esprit de corps
· Keterampilan
kepemimpinan : misalnya set, energik, visi (gambaran besar), delegasi, positif
· Keterampilan
mengatasi : fleksibilitas, kreativitas, kesabaran, ketekunan
Manajemen
Proyek itu sendiri memiliki beberapa keuntungan, seperti :
• Kontrol yang baik di bidang keuangan, fisik, dan sumber daya manusia
• Meningkatkan relasi dengan kostumer
• Waktu pengembangan yang lebih singkat
• Biaya yang relatif rendah
• Kualitasnya lebih tinggi dan dapat dipercaya
• Keuntungan akan menjadi lebih besar
• Meningkatkan produktifitas
• Koordinasi yang lebih baik
• Moral pekerjanya akan menjadi lebih baik
Manajemen Proyek juga memiliki beberapa atribut, yaitu :
• Mempunyai tujuan yang unik.
• Proyek bersifat sementara
• Dibangun berdasarkan progressive elaboration
• Membutuhkan sumber daya dari berbagai area, sering kali dari berbagai sumber
• Mempunyai pelanggan utama ataupun sponsor proyek
• Bersifat uncertainty ( ketidakpastian )
Dalam menyelesaikan suatu Proyek kadang kala kita juga akan mengalami kegagalan dikarenakan masih adanya beberapa kendala.
Adapun kendala dalam manajemen proyek tersebut adalah :
1. Ruang Lingkup Proyek ( Scope goals )
Mendefinisikan apa yang termasuk dalam pekerjaan proyek, produk atau servis atau hasil yang diinginkan sponsor proyek.
2. Waktu ( Time goals )
Mendefinisikan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
3. Biaya ( Cost goals )
Mendefinisikan dana yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek
Selain itu dalam menyelesaikan suatu proyek kita juga harus melibatkan orang - orang yang dapat mempengaruhi aktivitas atau hasil proyek yang disebut dengan Stakeholders.
Kebutuhan dan keinginan stakeholders pada suatu proyek akan beraneka ragam.
Yang termasuk kedalam stakeholders adalah :
• Sponsor proyek
• Manajer proyek
• Tim proyek
• Staf pendukung
• Pengguna hasil proyek
• Supplier
• Musuh proyek ( orang yang merasa dirugikan dengan adanya proyek yang berlangsung) atau saingan.
Manajemen Proyek memiliki 9 Knowledge Area. Knowledge Area merupakan kompetensi utama yang harus dikembangkan oleh manajer proyek.
Adapun 9 Proyek Manajemen Knowledge Area tersebut telah terbagi menjadi:
1. 4 Kemampuan utama yang mengacu kepada spesifik project objective
o Project scope management kompetensi untuk mendefinisikan dan mengelola semua pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek dengan baik.
o Project time management kompetensi untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan guna menyelesaikan proyek, membuat jadwal proyek yang wajar dan menjamin ketepatan waktu dalam menyelesaikan proyek.
o Project cost management kompetensi untuk persiapan dan pengelolaan budget proyek.
o Project quality management kompetensi untuk menjamin bahwa proyek yang dilakukan akan memuaskan dan memenuhi kebutuhan yang sudah disepakati sebelumnya.
2. 4 Fasilitas kemampuan yang dibuat agar project objective dapat dicapai
o Project human resources management kompetensi yang berkaitan dengan efektivitas menggunakan sumber daya manusia yang terlibat dalam proyek.
o Project communication management, kompetensi untuk membuat, mengumpulkan, menyebarkan dan menyimpan informasi proyek
o Project risk management, kompetensi untuk menidentifikasi, menganalisis dan merespon resiko - resiko yang berkaitan dengan proyek yang dikerjakan.
o Project procurement management, kompetensi untuk memperoleh barang-barang dan servis untuk mendukung pelaksanaan proyek baik dari dalam maupun dari luar organisasi.
3. 1 Kemampuan yang sangat berpengaruh bagi semua bidang pengetahuan
o Project integration merupakan knowledge area yang ke-9. Management kompetensi untuk mengintegrasikan berbagai elemen dari manajemen proyek.
Selain itu masih ada Project Management Tools & Technique yaitu alat yang digunakan untuk menilai manajer proyek dan timnya dalam melaksanakan proyek berkaitan dengan 9 knowledge area.
Alasan peningkatan proyek yang sukses sangat bervariasi. Biaya rata – rata proyek yang dikeluarkan lebih hemat dari setengah total biaya proyek. Dengan memanfaatkan tool yang tepat serta kemampuan yang dimiliki project managers akan menciptakan proses manajemen yang lebih baik. Kenyataannya keberadaan suatu proses merupakan hal yang penting dalam keberhasilan proyek itu sendiri.
Terdapat beberapa cara untuk menetapkan keberhasilan proyek, yaitu :
• Proyek memenuhi scope goals, time goals, and cost goals.
• Proyek memuaskan pelanggan ataupun sponsor.
• Hasil akhir proyek memenuhi tujuan utamanya, seperti membuat atau menghemat
sejumlah uang tertentu, menyediakan ROI yang bagus, atau sekedar memenuhi keinginan sponsor.
Faktor – faktor lainnya yang dapat mendukung keberhasilan proyek adalah :
• Dukungan eksekutif.
• Keterlibatan user.
• Pengalaman manajer proyek.
• Tujuan bisnis yang jelas.
• Scope yang kecil.
• Perangkat lunak standar.
• Firm basic requirements.
• Metodologi formal.
• Estimasi yang terandalkan.
• Kriteria lainnya, seperti milestones, perencanaan yang tepat, staf yang kompeten dan rasa kepemilikan.
Perananan manager proyek dalam manajemen proyek adalah :
• Mediator antara proyek dan stakeholders.
• Bertanggung jawab akan kesuksesan proyek sejak perencanaan, pelaksanaan proyek hingga penutupan atau penyelesaian proyek.
• Kontrol yang baik di bidang keuangan, fisik, dan sumber daya manusia
• Meningkatkan relasi dengan kostumer
• Waktu pengembangan yang lebih singkat
• Biaya yang relatif rendah
• Kualitasnya lebih tinggi dan dapat dipercaya
• Keuntungan akan menjadi lebih besar
• Meningkatkan produktifitas
• Koordinasi yang lebih baik
• Moral pekerjanya akan menjadi lebih baik
Manajemen Proyek juga memiliki beberapa atribut, yaitu :
• Mempunyai tujuan yang unik.
• Proyek bersifat sementara
• Dibangun berdasarkan progressive elaboration
• Membutuhkan sumber daya dari berbagai area, sering kali dari berbagai sumber
• Mempunyai pelanggan utama ataupun sponsor proyek
• Bersifat uncertainty ( ketidakpastian )
Dalam menyelesaikan suatu Proyek kadang kala kita juga akan mengalami kegagalan dikarenakan masih adanya beberapa kendala.
Adapun kendala dalam manajemen proyek tersebut adalah :
1. Ruang Lingkup Proyek ( Scope goals )
Mendefinisikan apa yang termasuk dalam pekerjaan proyek, produk atau servis atau hasil yang diinginkan sponsor proyek.
2. Waktu ( Time goals )
Mendefinisikan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
3. Biaya ( Cost goals )
Mendefinisikan dana yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek
Selain itu dalam menyelesaikan suatu proyek kita juga harus melibatkan orang - orang yang dapat mempengaruhi aktivitas atau hasil proyek yang disebut dengan Stakeholders.
Kebutuhan dan keinginan stakeholders pada suatu proyek akan beraneka ragam.
Yang termasuk kedalam stakeholders adalah :
• Sponsor proyek
• Manajer proyek
• Tim proyek
• Staf pendukung
• Pengguna hasil proyek
• Supplier
• Musuh proyek ( orang yang merasa dirugikan dengan adanya proyek yang berlangsung) atau saingan.
Manajemen Proyek memiliki 9 Knowledge Area. Knowledge Area merupakan kompetensi utama yang harus dikembangkan oleh manajer proyek.
Adapun 9 Proyek Manajemen Knowledge Area tersebut telah terbagi menjadi:
1. 4 Kemampuan utama yang mengacu kepada spesifik project objective
o Project scope management kompetensi untuk mendefinisikan dan mengelola semua pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek dengan baik.
o Project time management kompetensi untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan guna menyelesaikan proyek, membuat jadwal proyek yang wajar dan menjamin ketepatan waktu dalam menyelesaikan proyek.
o Project cost management kompetensi untuk persiapan dan pengelolaan budget proyek.
o Project quality management kompetensi untuk menjamin bahwa proyek yang dilakukan akan memuaskan dan memenuhi kebutuhan yang sudah disepakati sebelumnya.
2. 4 Fasilitas kemampuan yang dibuat agar project objective dapat dicapai
o Project human resources management kompetensi yang berkaitan dengan efektivitas menggunakan sumber daya manusia yang terlibat dalam proyek.
o Project communication management, kompetensi untuk membuat, mengumpulkan, menyebarkan dan menyimpan informasi proyek
o Project risk management, kompetensi untuk menidentifikasi, menganalisis dan merespon resiko - resiko yang berkaitan dengan proyek yang dikerjakan.
o Project procurement management, kompetensi untuk memperoleh barang-barang dan servis untuk mendukung pelaksanaan proyek baik dari dalam maupun dari luar organisasi.
3. 1 Kemampuan yang sangat berpengaruh bagi semua bidang pengetahuan
o Project integration merupakan knowledge area yang ke-9. Management kompetensi untuk mengintegrasikan berbagai elemen dari manajemen proyek.
Selain itu masih ada Project Management Tools & Technique yaitu alat yang digunakan untuk menilai manajer proyek dan timnya dalam melaksanakan proyek berkaitan dengan 9 knowledge area.
Alasan peningkatan proyek yang sukses sangat bervariasi. Biaya rata – rata proyek yang dikeluarkan lebih hemat dari setengah total biaya proyek. Dengan memanfaatkan tool yang tepat serta kemampuan yang dimiliki project managers akan menciptakan proses manajemen yang lebih baik. Kenyataannya keberadaan suatu proses merupakan hal yang penting dalam keberhasilan proyek itu sendiri.
Terdapat beberapa cara untuk menetapkan keberhasilan proyek, yaitu :
• Proyek memenuhi scope goals, time goals, and cost goals.
• Proyek memuaskan pelanggan ataupun sponsor.
• Hasil akhir proyek memenuhi tujuan utamanya, seperti membuat atau menghemat
sejumlah uang tertentu, menyediakan ROI yang bagus, atau sekedar memenuhi keinginan sponsor.
Faktor – faktor lainnya yang dapat mendukung keberhasilan proyek adalah :
• Dukungan eksekutif.
• Keterlibatan user.
• Pengalaman manajer proyek.
• Tujuan bisnis yang jelas.
• Scope yang kecil.
• Perangkat lunak standar.
• Firm basic requirements.
• Metodologi formal.
• Estimasi yang terandalkan.
• Kriteria lainnya, seperti milestones, perencanaan yang tepat, staf yang kompeten dan rasa kepemilikan.
Perananan manager proyek dalam manajemen proyek adalah :
• Mediator antara proyek dan stakeholders.
• Bertanggung jawab akan kesuksesan proyek sejak perencanaan, pelaksanaan proyek hingga penutupan atau penyelesaian proyek.
3.Group Proses manajemen Proyek
Pada Group Process Manajemen Proyek Dalam Manajemen Proyek terdapat sejumlah proses yang saling berkaitan Tiap-tiap proses tersebut membentuk suatu group proses Dalam manajemen proyek terdapat 5 group proses yaitu :
a. Inisiasi Proyek
b. Kontrol Proyek
c. Perencanaan Proyek
d.Penutupan/akhir proyek
e.Eksekusi Proyek Dalam inisiasi proyek dilakukan sebuah pendefinisian proyek perencanaan.
Mendefinisikan
atau merinci suatu tujuan proyek tersebut, serta merencanakan
aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan, sesuai dengan.
batasan yang telah disepakati di dalam inisiasi proyek ialah sebagai berikut:
a. Eksekusi, Mengintregasikan semua sumber daya yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan proyek.
b. Kontrol, Mengukur dan memonitor secara berkala kemajuan proyek serta mengidentifikasi adanya penyelewengan pelaksanaan dari rencana yang sudah dibuat sebelumnya.
c. Akhir, Melakukan formalisasi hasil proyek.
batasan yang telah disepakati di dalam inisiasi proyek ialah sebagai berikut:
a. Eksekusi, Mengintregasikan semua sumber daya yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan proyek.
b. Kontrol, Mengukur dan memonitor secara berkala kemajuan proyek serta mengidentifikasi adanya penyelewengan pelaksanaan dari rencana yang sudah dibuat sebelumnya.
c. Akhir, Melakukan formalisasi hasil proyek.
Hubungan
antara Grup proses dan area Knowledg
nowledge berperan penting dalam sebuah manajemen proyek terutama dalam pengawasan grup proses manajemen proyek. Dimana grup proses adalah suatu rencana demi kelancaraan proyek agar lebih mudah dalam memulai proyek dan tugas knowledge ialah memonitor segala hal dari berbagai aspek yang terjadi didalam grup proses.
nowledge berperan penting dalam sebuah manajemen proyek terutama dalam pengawasan grup proses manajemen proyek. Dimana grup proses adalah suatu rencana demi kelancaraan proyek agar lebih mudah dalam memulai proyek dan tugas knowledge ialah memonitor segala hal dari berbagai aspek yang terjadi didalam grup proses.
Memilih
Metodologi Manajemen Proyek
Sebuah perusahaan vendor IT atau vendor apapun yang hidup matinya bergantung pada keberadaan proyek, memiliki masalah yang sama dalam menentukan metodologi apa yang cocok untuk digunakan dalam pengerjaan proyek. Dalam dunia IT lebih dalam lagi akan ada pertanyaan metodologi apa yang cocok untuk pengembangan software atau untuk digunakan sebagai acuan Software Development Life Cycle (SDLC).
Pengalaman membuktikan, tidak adanya kejelasan metodologi yang jelas yang digunakan perusahaan akan membuat proyek berjalan tanpa arah dan akan sangat tergantung dari individu manajer proyeknya. Jika kondisi itu berlangsung pada proyek yang kompleks dan ditangani oleh manajer proyek yang tidak berpengalaman maka akan berakhir pada kegagalan proyek. Bagi orang yang lebih tinggi yaitu atasan dari manajer proyek, hal tersebut akan membuat proyek-proyek tidak bisa dimonitor apalagi dikontrol.
Memilih metodologi proyek memang bukan hal yang mudah. Kita tau ada berbagai macam metodologi mulai yang general, yang bisa diimplementasikan pada proyek apapun seperti PMBOK, PRINCE2 maupun yang spesifik untuk domain tertentu misalnya SWEBOK, XP, Scrum yang digunakan pada proyek development software. Masing-masing metodologi memiliki keuntungan dan kita perlu untuk TIDAK memilih begitu saja satu metodologi karena saya percaya tidak ada metodologi yang “one size fits all.”
Kita dapat mengelaborasikan beberapa metodologi dan membuatnya pesifik untuk perusahaan dengan catatan metodologi tersebut didefinisikan agar sesuai dengan sifat dari proyek-proyek yang ada dan sebisa mungkin masih dapat disesuaikan (tailored) sesuai dengan besarnya proyek.Untuk mengelaborasi metodologi, sebaiknya kita mulai dengan
Sebuah perusahaan vendor IT atau vendor apapun yang hidup matinya bergantung pada keberadaan proyek, memiliki masalah yang sama dalam menentukan metodologi apa yang cocok untuk digunakan dalam pengerjaan proyek. Dalam dunia IT lebih dalam lagi akan ada pertanyaan metodologi apa yang cocok untuk pengembangan software atau untuk digunakan sebagai acuan Software Development Life Cycle (SDLC).
Pengalaman membuktikan, tidak adanya kejelasan metodologi yang jelas yang digunakan perusahaan akan membuat proyek berjalan tanpa arah dan akan sangat tergantung dari individu manajer proyeknya. Jika kondisi itu berlangsung pada proyek yang kompleks dan ditangani oleh manajer proyek yang tidak berpengalaman maka akan berakhir pada kegagalan proyek. Bagi orang yang lebih tinggi yaitu atasan dari manajer proyek, hal tersebut akan membuat proyek-proyek tidak bisa dimonitor apalagi dikontrol.
Memilih metodologi proyek memang bukan hal yang mudah. Kita tau ada berbagai macam metodologi mulai yang general, yang bisa diimplementasikan pada proyek apapun seperti PMBOK, PRINCE2 maupun yang spesifik untuk domain tertentu misalnya SWEBOK, XP, Scrum yang digunakan pada proyek development software. Masing-masing metodologi memiliki keuntungan dan kita perlu untuk TIDAK memilih begitu saja satu metodologi karena saya percaya tidak ada metodologi yang “one size fits all.”
Kita dapat mengelaborasikan beberapa metodologi dan membuatnya pesifik untuk perusahaan dengan catatan metodologi tersebut didefinisikan agar sesuai dengan sifat dari proyek-proyek yang ada dan sebisa mungkin masih dapat disesuaikan (tailored) sesuai dengan besarnya proyek.Untuk mengelaborasi metodologi, sebaiknya kita mulai dengan
studi
beberapa metodologi yang sudah ada. Ada baiknya kita membuat listing yang
lengkap dari metodologi yang yang sudah ada, mempelajarinya secara high level,
kemudian menentukan yang menjadimain interest, lalu melakukan klasifikasi
seperti yang dijelaskan sebuah artikel “Defining & Classifying Project
Management Methodologies.” Berikut ini gambaran level dari klasifikasi
metodologi manajemen proyek dari artikel tersebut.
Ada baiknya perusahaan membuat sebuah referensi metodologi manajemen proyek pada Level 3 (Organization specific, customized methodology). Yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diadaptasi menjadi L4 maupun L5 sesuai kemampuan manajer proyek.
Sebuah kesimpulan yang menarik terkait pemilihan metodologi ini dapat kita lihat dari artikel “Methodology Per Project”. Menurut penulis artikel tersebut, Alistair Cockburn, metodologi memiliki sepuluh elemen dasar yaitu: roles, skills, activities, techniques, tools, teams, deliverables, standards, quality measures dan project values. Tidak semua metodologi mencakup semua elemen tersebut, semakin besar proyek maka harus semakin besar metodologinya artinya aspek elemen yang dicakup harus semakin lengkap. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mengelaborasi beberapa metodologi.
Lebih jauh lagi.
Inisiasi merupakan tahap pengenalan dalam memulai proyek baru, dan memastikan bahwa pada tahap ini proyek akan dijalankan dengan benar.
Ada baiknya perusahaan membuat sebuah referensi metodologi manajemen proyek pada Level 3 (Organization specific, customized methodology). Yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diadaptasi menjadi L4 maupun L5 sesuai kemampuan manajer proyek.
Sebuah kesimpulan yang menarik terkait pemilihan metodologi ini dapat kita lihat dari artikel “Methodology Per Project”. Menurut penulis artikel tersebut, Alistair Cockburn, metodologi memiliki sepuluh elemen dasar yaitu: roles, skills, activities, techniques, tools, teams, deliverables, standards, quality measures dan project values. Tidak semua metodologi mencakup semua elemen tersebut, semakin besar proyek maka harus semakin besar metodologinya artinya aspek elemen yang dicakup harus semakin lengkap. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mengelaborasi beberapa metodologi.
Lebih jauh lagi.
Inisiasi merupakan tahap pengenalan dalam memulai proyek baru, dan memastikan bahwa pada tahap ini proyek akan dijalankan dengan benar.
Manajemen
Proyek terdiri dari beberapa proses, sbb:
• Executing
Proses executing proyek diperlukan untuk memastikan bahwa aktifitas dalam perencanaan proyek terpenuhi
• Monitoring and Controlling
Adalah pengukuran dan pemantauan perkembangan secara berkala akan tujuan proyek untuk memastikan adanya kecocokkan antara progress dgn rencana awal proyek, selain itu untuk memantau setiap penyimpangan yang ada dari rencana awal.
• Closing
Meraih lebih banyak lagi stakeholders dan pelanggan yang menerima layanan ataupun produk akhir kita ada:
• Executing
Proses executing proyek diperlukan untuk memastikan bahwa aktifitas dalam perencanaan proyek terpenuhi
• Monitoring and Controlling
Adalah pengukuran dan pemantauan perkembangan secara berkala akan tujuan proyek untuk memastikan adanya kecocokkan antara progress dgn rencana awal proyek, selain itu untuk memantau setiap penyimpangan yang ada dari rencana awal.
• Closing
Meraih lebih banyak lagi stakeholders dan pelanggan yang menerima layanan ataupun produk akhir kita ada:
Project
Management Intranet Site
• Inisiasi Proyek.
merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan diidentifiasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan. Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang memiliki kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika sebuah solusi telah ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan ditunjuk sehingga tim proyek dapat dibentuk dan berakhir ketika manajer proyek diberikan otoritas juga petunjuk untuk memulai perencanaan.
• Dokumen Inisiasi
Merupakan dokumen yang berisi tentang tahap awal kegiatan awal yang sudah dibentuk sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan oleh tim proyek.
Rencana Proyek
Adalah sebuah kerangka gagasan – gagasan dalam menjalankan sebuah manajemen proyek dan demi mensukseskan apa yang menjadi tujuan manajemen proyek itu dibuat.
Eksekusi Proyek dan Pengawasan Proyek
Dengan definisi proyek yang jelas dan terperinci, maka aktivitas proyek siap untuk memasuki tahap eksekusi atau pelaksanaan proyek. Pada tahap ini, deliverables atau tujuan proyek secara fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi project plan akan dieksekusi. Sementara kegiatan pengembangan berlangsung, beberapa proses manajemen perlu dilakukan guna memantau dan mengontrol pelaksanaan proyek jugapenyelesaian deliverables sebagai hasil akhir proyek.
Grup Proses Manajemen Proyek
Dalam Manajemen Proyek terdapat sejumlah proses yang saling berkaitan, tiap-tiap proses tersebut membentuk suatu group proses.
Bagian-bagian Dalam manajemen proyek terdapat 5 group proses yaitu
• Inisiasi Proyek.
merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan diidentifiasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan. Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang memiliki kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika sebuah solusi telah ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan ditunjuk sehingga tim proyek dapat dibentuk dan berakhir ketika manajer proyek diberikan otoritas juga petunjuk untuk memulai perencanaan.
• Dokumen Inisiasi
Merupakan dokumen yang berisi tentang tahap awal kegiatan awal yang sudah dibentuk sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan oleh tim proyek.
Rencana Proyek
Adalah sebuah kerangka gagasan – gagasan dalam menjalankan sebuah manajemen proyek dan demi mensukseskan apa yang menjadi tujuan manajemen proyek itu dibuat.
Eksekusi Proyek dan Pengawasan Proyek
Dengan definisi proyek yang jelas dan terperinci, maka aktivitas proyek siap untuk memasuki tahap eksekusi atau pelaksanaan proyek. Pada tahap ini, deliverables atau tujuan proyek secara fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi project plan akan dieksekusi. Sementara kegiatan pengembangan berlangsung, beberapa proses manajemen perlu dilakukan guna memantau dan mengontrol pelaksanaan proyek jugapenyelesaian deliverables sebagai hasil akhir proyek.
Grup Proses Manajemen Proyek
Dalam Manajemen Proyek terdapat sejumlah proses yang saling berkaitan, tiap-tiap proses tersebut membentuk suatu group proses.
Bagian-bagian Dalam manajemen proyek terdapat 5 group proses yaitu
• Inisiasi
Proyek
• Perencanaan Proyek
• Eksekusi Proyek
• Kontrol Proyek
• Penutupan/akhir proyek
• Perencanaan Proyek
• Eksekusi Proyek
• Kontrol Proyek
• Penutupan/akhir proyek
Inisiasi
Proyek
Pada manajemen proyek, fase inisiasi merupakan batu pijakan penting untuk memulai sebuah proyek. Dalam fase inilah, tiga poin utama yaitu lingkup pekerjaan, harga dan jadwal ditentukan. Penentuannya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan pemilik proyek dan penerima pekerjaan, atau hanya berdasarkan keputusan pemilik proyek. Di sini, keahlian negosiasi akan berperan banyak. Biasanya, dalam proyek yang melibatkan pihak pemerintahan, harga dan jadwal sudah ditentukan berdasarkan penetapan anggaran di tahun yang sedang berjalan. Oleh karena itu, penerima pekerjaan perlu bernegosiasi untuk masalah lingkup pekerjaan supaya tidak ada kerugian di kedua belah pihak.
Group proyek inisiasi
Pada manajemen proyek, fase inisiasi merupakan batu pijakan penting untuk memulai sebuah proyek. Dalam fase inilah, tiga poin utama yaitu lingkup pekerjaan, harga dan jadwal ditentukan. Penentuannya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan pemilik proyek dan penerima pekerjaan, atau hanya berdasarkan keputusan pemilik proyek. Di sini, keahlian negosiasi akan berperan banyak. Biasanya, dalam proyek yang melibatkan pihak pemerintahan, harga dan jadwal sudah ditentukan berdasarkan penetapan anggaran di tahun yang sedang berjalan. Oleh karena itu, penerima pekerjaan perlu bernegosiasi untuk masalah lingkup pekerjaan supaya tidak ada kerugian di kedua belah pihak.
Group proyek inisiasi
Perencanaan
Proyek
Perencanaan adalah sebuah proses yang berulang-ulang : rencana akan ditinjau secara terus menerus sesuai dengan perkembangan proyek dan sesuai dengan bertambahnya pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik dari anggota tim. Perencanaan memang merupakan pekerjaan yang sangat sulit, tetapi harus dilaksanakan sebagaimana mestinya. Banyak proyek menjadi kacau dikarenakan tidak adanya perencanaan.
Perencanaan adalah sebuah proses yang berulang-ulang : rencana akan ditinjau secara terus menerus sesuai dengan perkembangan proyek dan sesuai dengan bertambahnya pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik dari anggota tim. Perencanaan memang merupakan pekerjaan yang sangat sulit, tetapi harus dilaksanakan sebagaimana mestinya. Banyak proyek menjadi kacau dikarenakan tidak adanya perencanaan.
Eksekusi
Proyek
Sebuah rencana eksekusi suatu proyek sangat erat kaitannya dengan estimasi biaya, dimana keduanya saling bergantung dan tidak akan terpenuhi keduanya secara total jika satu diantara keduanya tidak terselesaikan. Biasanya manager suatu proyek tidak terikat secara langsung dalam sebuah jadwal yang kompleks dari sebuah proyek apalagi jika itu adalah sebuah proyek yang berskala besar. Tapi yang harus disadari seorang manajer proyek harus memastikan bahwa proyek harus berjalan apapun hambatan yang mungkin dihadapi.
Kontrol Proyek
Mengukur dan memonitor secara berkala kemajuan proyek serta mengidentifikasi adanya penyelewengan pelaksanaan dari rencana yang sudah dibuat sebelumnya.
Akhir Proyek
Melakukan formalisasi hasil proyek, berupa produk, servis, ataupun hasil khusus dari proyek
Sebuah rencana eksekusi suatu proyek sangat erat kaitannya dengan estimasi biaya, dimana keduanya saling bergantung dan tidak akan terpenuhi keduanya secara total jika satu diantara keduanya tidak terselesaikan. Biasanya manager suatu proyek tidak terikat secara langsung dalam sebuah jadwal yang kompleks dari sebuah proyek apalagi jika itu adalah sebuah proyek yang berskala besar. Tapi yang harus disadari seorang manajer proyek harus memastikan bahwa proyek harus berjalan apapun hambatan yang mungkin dihadapi.
Kontrol Proyek
Mengukur dan memonitor secara berkala kemajuan proyek serta mengidentifikasi adanya penyelewengan pelaksanaan dari rencana yang sudah dibuat sebelumnya.
Akhir Proyek
Melakukan formalisasi hasil proyek, berupa produk, servis, ataupun hasil khusus dari proyek
• Project
Integration Management
Integrasi Manajemen Proyek adalah proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa unsur-unsur berbagai proyek dikoordinasikan secara efektif. Integrasi manajemen adalah praktek membuat sesuatu di setiap bagian dari proyek ini adalah terkoordinasi.
Kunci sukses keseluruhan proyek : Project Integration Management yang baik.
• Manajer Proyek harus mampu mengintegrasikan seluruh knowledge area selama project life cycle berlangsung
• Kebanyakan manajer proyek terlalu berfokus pada halhal yang detail tetapi melupakan big picture
dari proyek yang sedang dikerjakan
• Manajemen Integrasi Proyek, bukanlah integrasi perangkat lunak
• Manajemen Integrasi Proyek: termasuk Interface
• Management (identifikasi dan manajemen
Integrasi Manajemen Proyek adalah proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa unsur-unsur berbagai proyek dikoordinasikan secara efektif. Integrasi manajemen adalah praktek membuat sesuatu di setiap bagian dari proyek ini adalah terkoordinasi.
Kunci sukses keseluruhan proyek : Project Integration Management yang baik.
• Manajer Proyek harus mampu mengintegrasikan seluruh knowledge area selama project life cycle berlangsung
• Kebanyakan manajer proyek terlalu berfokus pada halhal yang detail tetapi melupakan big picture
dari proyek yang sedang dikerjakan
• Manajemen Integrasi Proyek, bukanlah integrasi perangkat lunak
• Manajemen Integrasi Proyek: termasuk Interface
• Management (identifikasi dan manajemen
Komentar
Posting Komentar